Satu Arah Mengukir Sejarah.... Arah baru dan terarah

Tadarus Cinta Ilahi

Ketika Aku mencintai hamba-Ku, Kumatikan dia..(hadits al-quds)
Dari sebuah cerita yang segaris dari firman Tuhan dalam literasi sunnah seolah meneguhkan sebuah perjumpaan yang hakiki. Bahwa dalam kehidupan, cinta dan kematian bertaut. inilah dalam tradisi filsafat disebut kontradictio inter minis, yakni penghadapan Kematian atas Cinta bukan untuk saling meniadakan tapi justru saling merindukan,,yach rindu akan sebuah perjumpaan.
Cinta
Dalam tradisi Yunani kuno, Cinta (amor) dihadapkan pada kematian yang menakutkan (horor). itu sebabnya kematian dipandang sebagai "Pedang Tuhan" yang memisahkan dua insan yang saling mencintai. tapi Plato berbicara lain. Cinta, bagi dia, merupakan sebuah kesadaran rahasia yang berlapis. Cinta eros merupakan lapis cinta yang paling dangkal, yang memutlakkan materi dan fisik sebagai nilainya.itu sebabnya, eros yang seakar dengan kata erosi dan erotic adalah cinta yang tumbuh di atas hasrat yang goyah. dan lapis Cinta yang kedua adalah Cinta Philos, cinta yang menyanjung makna dan kesejatian. sementara lapis cinta yang paling tinggi adalah lapis Cinta yang bernama Cinta Agape: Cinta yang sublim cinta yang Ilahi. ini merupakan Cinta yang sunyi dari bahasa, memiliki jurang makna yang Maha dalam, ke-tak-ada-an.tp merupakan wadah hidup. ditik inilah Cinta dan kematian berpelukan.

Cinta sejati. Sebab itu, berujung pada kematian. Pesan inilah yang mengalir deras dalam sejumlah karya sastra religius diabad pertengahan: Romeo dan Juliet dan Layla Majnun yang lahir dari rahim tradisi literasi kristen dan islam. Kedua kisah haru biru itu menyatukan Cinta (amor) dan kematian (horor) Cinta jenis inilah yang diyakini para Sufi dalam tradisi mistik Islam sebagai Al-majna al-ilahiyah; wadah Ketuhanan

Kematian

Kematian acapkali kita percakapkan sebagai negativitas kehidupan dan kedirian. yang pertama kematian ada sebagai ketiadaan hidup. dan kedua kematian merupakan ketiadaan diri. Kematian adalah "misterium" yakni sebuah realitas yang tak tercakapkan dan mutlak terdiamkan..sebab itu adalah urusan Tuhan.. dalam doktrim kerohanian islam kematian dilukiskan sebagai "pintu" dan jalan "pulang" menuju ketitik asal."al mautu baabun, wa kullun naasu daakhiluhu..". itulah sebabnya dalam literasi Nusantara, kematian disebut juga "berpulang" karena itu, pada intinya setiap orang yang berhasil pulang selalu tiba dimana ia berangkat...begitulah Allah menyingkapnya dengan sebuah aksara qalam..."Inna lillahi wa inna ilaihi rajiuun" ....sebab itu karena Cinta Tuhan, kita hadir di maya ini, dan karena Cinta, Tuhan memberi Kita aksara dalam bentuk qalam-qalam cintaNya agar kita tidak tersesak kembali KepadaNya kelak. dan karena Cinta, Tuhan mematikan kita untuk kembali perjumpa denganNya dalam pelukan RinduNya... sampai kita dititah "Wahai hambaku yang tenang kembalilah kepada TuhanMu dengan penuh keridhoan,,maka masuklah kedalam bagian dari hambaku yang tidak tersesat pulang dan masuklah ke dalam pintu surgaku...

...dan bekerjalah kamu, niscaya Allah dan RasulNya serta orang-orang mu'min akan melihat hasil kerjamu itu...dan jadilah orang yang banyak manfaatnya kepada orang lain
itholike